Dragon Age: Dreadwolf – Kembalinya RPG Fantasi Kelas Berat dari BioWare di 2025

Setelah bertahun-tahun tanpa kabar pasti, akhirnya Dragon Age: Dreadwolf muncul ke permukaan dan siap rilis tahun 2025. Buat kamu penggemar RPG klasik, game ini bisa jadi penawar rindu setelah vakumnya seri Dragon Age selama lebih dari satu dekade. Sebagai kelanjutan dari Dragon Age: Inquisition (2014), Dreadwolf punya beban besar: mengembalikan kejayaan BioWare dan menjawab semua misteri yang belum tuntas dari semesta Thedas.

Yuk, kita kulik bareng kenapa Dragon Age: Dreadwolf jadi salah satu game paling ditunggu di tahun 2025!


Siapa Itu “Dreadwolf”?

Judul Dreadwolf langsung merujuk ke karakter misterius yang udah bikin geger sejak Inquisition, yaitu Solas. Buat yang belum familiar, Solas adalah Elf dengan toto togel magis luar biasa, yang di akhir Inquisition terungkap sebagai Fen’Harel, si Dread Wolf dari legenda elf—dewa pengkhianat yang katanya mengkhianati para dewa lainnya.

Di Dreadwolf, Solas bukan lagi sekutu… dia adalah ancaman besar. Sebagai antagonis utama, ia punya misi untuk meruntuhkan batas antara dunia nyata dan dunia roh (Fade) demi “memperbaiki” dunia yang dianggapnya rusak. Tapi tentu saja, “memperbaiki” menurut Solas bisa berarti kehancuran besar buat semua ras di Thedas.


Latar dan Dunia: Thedas yang Lebih Gelap dan Politik yang Lebih Rumit

Dalam Dreadwolf, kamu bakal menjelajah wilayah baru yang belum banyak dieksplorasi di game sebelumnya—kemungkinan besar Tevinter Imperium, kerajaan sihir yang gelap, korup, dan penuh konflik internal. Di sana, para Magister (penyihir tingkat tinggi) punya kekuasaan absolut. Rasanya seperti gabungan antara politik kekaisaran, sihir terlarang, dan drama kepercayaan.

Wilayah lain yang kemungkinan hadir juga termasuk Antiva (rumahnya para assassin), Rivain (wilayah pesisir yang eksotis), dan Nevarra (yang penuh dengan pengendali mayat hidup). Thedas versi Dreadwolf lebih dewasa, lebih brutal, dan penuh nuansa kelam.


Gameplay Baru: Lebih Dinamis, Tapi Tetap Taktikal

BioWare menjanjikan sistem gameplay yang lebih modern tanpa meninggalkan ciri khas taktik khas Dragon Age. Beberapa bocoran dan preview menyebutkan bahwa:

  • Pertarungan lebih action-oriented, mirip seperti Mass Effect: Andromeda tapi dengan sentuhan fantasi.
  • Masih ada sistem pause-tactic, buat kamu yang suka mikir sebelum nyerang.
  • Companion system kembali dengan pendekatan yang lebih dalam—dari hubungan personal, konflik moral, sampai romansa.
  • Pemain bisa membangun markas dan mempengaruhi dunia sekitar berdasarkan pilihan politik dan keputusan besar yang diambil selama permainan.

Sistem class seperti warrior, rogue, dan mage tetap hadir, tapi dikembangkan lebih kompleks lewat spesialisasi dan cabang skill tree yang lebih bebas.


Pilihan Moral: Konsekuensi Lebih Berat

Salah satu kekuatan utama dari Dragon Age selalu ada di pilihan moral yang nggak hitam-putih. Di Dreadwolf, sistem ini diperluas—keputusan kamu bukan cuma mempengaruhi ending, tapi juga kondisi sosial politik dunia.

Misalnya, memilih untuk mendukung satu faksi bisa bikin faksi lain mengkhianati kamu. Bahkan companion kamu bisa pergi (atau mati!) kalau kamu ambil keputusan yang bertentangan dengan prinsip mereka.

BioWare bilang, “In Dreadwolf, actions will echo louder than ever.” Jadi siap-siap mikir panjang tiap ambil keputusan, ya.


Karakter Baru dan Lama: Siapa Aja yang Kembali?

Walaupun fokus utama ada di Solas, tapi banyak fans berharap karakter-karakter lama dari Origins, DA2, dan Inquisition akan muncul kembali. Beberapa karakter yang dikonfirmasi atau dirumorkan muncul antara lain:

  • Varric – si dwarf storyteller dari DA2 dan Inquisition.
  • Dorian – mage flamboyan dari Tevinter yang bakal relevan banget kalau game ini fokus di kampung halamannya.
  • Lace Harding – scout yang diam-diam cukup populer di kalangan fans, dan disebut-sebut akan punya peran besar.

Karakter baru pun siap diperkenalkan, termasuk companion dari ras Qunari, seorang templar pembelot, dan penyihir muda yang terobsesi dengan Fade. Mereka bukan cuma jadi “teman bertarung”, tapi juga punya cerita pribadi yang kuat dan bisa membentuk jalannya cerita utama.


Visual dan Teknologi: Unreal Engine 5!

Berbeda dengan Inquisition yang pakai Frostbite Engine, Dreadwolf dikembangkan menggunakan Unreal Engine 5, yang jelas menjanjikan dunia lebih realistis dan imersif. Dari efek pencahayaan, animasi sihir, sampai detail karakter, semuanya jauh lebih hidup.

Bayangkan menjelajah kastil tua dengan cahaya remang-remang dan suara roh yang bergema… nuansanya bakal bener-bener dark fantasy ala BioWare, tapi dengan kualitas visual yang jauh lebih modern.


Tanggal Rilis dan Platform

Saat ini, Dragon Age: Dreadwolf direncanakan rilis pada akhir 2025, tepatnya diprediksi sekitar kuartal keempat (Q4). Game ini akan tersedia untuk PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan PC. Tidak ada rencana untuk PS4 atau Xbox One karena game ini dibangun khusus untuk konsol generasi terbaru.


Ekspektasi Fans dan Tantangan BioWare

Setelah sempat kehilangan arah dan mendapat kritik pedas lewat Anthem, BioWare sedang mempertaruhkan reputasinya di game ini. Tapi kabar baiknya, banyak anggota tim asli Dragon Age Origins dan Inquisition yang kembali mengerjakan Dreadwolf. Termasuk penulis utama, composer, dan creative director yang benar-benar paham DNA dari Dragon Age.

Fans berharap Dreadwolf akan jadi kebangkitan BioWare dan membawa kembali RPG naratif yang dalam, penuh emosi, dan pilihan yang berat.